Pembelajaran Berdiferisiansi
Pada
dasarnya manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, dimana jika
kebutuhan dasar tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan berpengaruh kepada
prilakunya dalam kehidupan sehari-hari, peserta didikpun demikian, mereka
memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar peserta didik tersebut bisa
konsentrasi dan bersemangat
dalam belajar. Adapun kebutuhan dasar tersebut antara lain:
- Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival),
- Cinta dan kasih sayang (love and belonging),
- Kebebasan (freedom),
- Kesenangan (fun),
- Kekuasaan (power),
Kelima
kebutuhan dasar ini juga berpengaruh terhadap gaya belajar peserta didik,
sehingga sebagai guru kita juga harus melakukan wawancara, observasi dan identifikasi
terhadap kebutuhan dasar setiap peserta didik apakah sudah terpenuhi atau
belum.
Pembelajaran
berdiferisiansi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dan memfasilitasi
seluruh gaya belajar peserta didik. dengan demikian pembelajaran
berdiferisiansi dianggap cocok diterapkan dalam memenuhi seluruh kebutuhan
belajar peserta didik, dimana dalam penerapan pembelajaran berdiferisiansi ini
seorang guru harus melakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu. Asesmen diagnostik
ini dapat dilakukan untuk mengungkap dua aspek pada peserta didik, yaitu aspek
kognitif dan aspek non kognitif, aspek kognitif dapat dilakukan dengan cara
menguji pengetahuan peserta didik tersebut dengan mengajukan pertanyaan dengan
rincian: 2 soal materi pelajaran pada tingkatan yang akan dilalui, 6 soal pada
materi pelajaran 1 tingkat yang sudah dilalui dan 2 soal materi pelajaran pada
2 tingkat yang sudah dilalui peserta didik tersebut, hal ini bertujuan untuk
mengukur kesiapan peserta didik tersebut dalam mempelajari materi selanjutnya,
kemudian pada aspek non kognitif, seorang guru dapat melakukan wawancara terhadap
peserta didik, orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar, selanjutnya
prilaku peserta didik juga dapat kita amati dan observasi baik dilingkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Setidaknya asesmen non kognitif ini dilakukan untuk
mengungkap:
- Kesejahteraan
psikologis dan sosial emosi siswa
- Aktivitas
siswa selama belajar di rumah
- Kondisi
keluarga dan pergaulan siswa
- Gaya
belajar, karakter, serta minat siswa
Setelah asesmen diagnostik ini dilakukan, maka profil peserta didik tersebut sudah dapat dipetakan dengan merincikan kesiapan belajarnya secara kognitif maupun secara non kognitif. Pemetaan profil kesiapan belajar peserta didik inilah yang kemudian menjadi dasar dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut diharapkan dapat berproses dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan gaya belajarnya.
Pada dasarnya semua program itu ada tantangannya , semakin baik program itu maka tantangannya juga berat, begitu juga dengan pembelajaran berdiferisiansi, seorang guru harus berkorban lebih, guru harus meluang waktu untuk melakukan asesmen diagnostik, begitu juga dalam proses pembelajarannya guru harus menyediakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk semua kebutuhan belajar peserta didik. ya inilah tantangannya namun jika kita yakin tujuan pembelajaran akan mudah dicapai dengan segala persiapan ini tentu segala jerih payah tersebut akan terbayar lunas, untuk itu kita harus yakin bahwa pembelajaran berdiferisiansi ini merupakan solusi yang tepat dalam mengakomodasi dan memfasilitasi seluruh gaya belajar peserta didik saat ini.
Komentar
Posting Komentar